"Betapa bodohnya ketika kita tahu bahwa kematian bisa datang kapan pun, namun masih saja dengan tenang mengerjakan kemaksiatan dan pekerjaan yang sia-sia dalam hidup". - Kutipaan buku Tuhan Maaf, Kami Sedang Sibuk. Bagi seluruh Mahasiswa di Indonesia yang skripsinya belum selesai, yang hobinya titip absen atau yang pergi ke kampus hanya untuk pacaran, semoga kutipan di atas memberikan energi positif untuk kita semua.
========================================================================
Judul Skripsi: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)
ABSTRAK
========================================================================
Judul Skripsi: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Sampel yang digunakan sebanyak 32 perusahaan yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu diadakan pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay pada perusahaan pertambangan periode 2010-2012 adalah 82,77 hari. Model regresi linier berganda yang dimiliki adalah Y = 3,713 + 0,109X1 + 0,026X2 + 0,141X3 + e. Pengujian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa secara serentak variabel independen mempengaruhi variabel dependen, dibuktikan dengan Fhitung > Ftabel yaitu 2,801 > 2,70 dengan tingkat signifikan 0,044. Sedangkan pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa:
1. Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay, dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,651;
2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,258;
3. Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay, dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,005 dan thitung (2,875) > ttabel (1,661).
Kata kunci: ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, audit delay.
========================================================================
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the influence of the company measurement, profitability and solvability toward the audit delay toward the mining company registered in Indonesian Stock Exchange in period 2010-2012.
The population of this research was the mining company registered in Indonesian Stock Exchange in period 2010-2012. There were 32 companies that the writer has taken as the sample, it has been taken by using purposive sampling method. Before doing the data analyzing, the writer did the test of prerequisite analysis that consists of test of the data normality, test of linearity, test of multicolinearity, test of heteroskedastisity and test of autocorrelation.
The result of the analysis of descriptive statistics shows that the average score of the audit delay of the mining company in period 2010-2012 is 82.77 days. The model of the multiple linear regression that is owned is Y = 3.713 + 0.109 X1 + 0.026 X2 + 0.041 X3 + errors. Simultaneously testing (Ftest) shows that the independent variable gave the influence towards the dependent variable all at once, it can be proved with Ftest > Ftab, such as 2.801 > 2.70 with the significant level 0.044. Whereas, the partially test (ttest) shows:
1. The company measurement has no influence towards the audit delay, it can be proved with the significant level 0.651;
2. The profitability has no influence towards the audit delay, it can be proved with the significant level 0.028;
3. The solvability has the influence towards the audit delay, it can be proved with the significant level 0.005 and ttest (2.875) < ttab (1.661).
Keywords : company measurement, profitability, solvability and audit delay.
========================================================================
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama antara pihak internal dan eksternal perusahaan. “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu serta menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu” (Sofyan, 2007: 105).
Untuk mendapatkan laporan keuangan yang terpercaya dan dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya, diperlukan suatu pemeriksaan atau audit oleh pihak luar perusahaan yang memiliki kemampuan dan independensi untuk melakukannya. Ketepatan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat mengalami ketertundaaan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dapat dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin lama pula audit delay. “Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen” (Utami, 2006: 4).
Berkaitan dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan tersebut, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan audit independen kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PMK/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala).
Berangkat dari pemaparan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti beberapa faktor yang diduga mempengaruhi audit delay pada perusahaan pertambangan dan salah satu sasarannya adalah untuk meminimalisir keterlambatan publikasi laporan keuangan pada perusahaan pertambangan mengingat pentingnya waktu pelaporan keuangan bagi pembuatan keputusan. Adapun variabel yang akan diuji adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas. Ukuran perusahaan yang terlihat dari total asset yang dimiliki perusahaan akan memperlihatkan besar kecilnya suatu perusahaan. Profitabilitas yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Dan solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar semua hutang-hutang jangka panjangnya.
Diketahui jika beberapa perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang sering kali telat menyampaikan laporan keuangannya. Dilansir dari Liputan 6 (9/7/2013), “BEI melaporkan telah memberikan peringkatan tertulis dan denda Rp 150 juta kepada 8 perusahaan.” Perusahaan pertambangan yang termasuk dalam 8 perusahaan yang mendapatkan denda diantaranya PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. Menurut okezone.com (12/10/2012), jumlah emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan pada tahun 2009 sebanyak 50 emiten, tahun 2010 sebanyak 40 emiten dan tahun 2011 sebanyak 54 emiten.
Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas Terhadap Audit delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI)”.
KAJIAN PUSTAKA
- Audit delay
Keterlambatan waktu laporan keuangan auditan yang disampaikan oleh auditor kepada perusahaan dapat mempengaruhi kualitas informasi dari laporan tersebut karena panjangnya waktu tunda audit menunjukkan bahwa informasi yang diberikan tidak out of date dan informasi yang lama menunjukkan bahwa kualitas dari laporan keuangan auditan tersebut buruk.
Dyer dan McHug (1975) dalam Dewi (2013) menggunakan tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan dalam penelitiannnya:
- Preliminary lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminari oeh bursa
- Auditor’s Report lag (Audit delay): Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani
- Total lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
“Audit delay didefinisasikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen” (Utami, 2006: 4). Semakin panjang audit delay maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
- Ukuran Perusahaan
Keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep. 11/PM/1997 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah atau Kecil menyebutkan bahwa perusahaan menengah atau kecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Sa’adah (2013) dan Yuliyanti (2011) berhasil menemukan hubungan antara ukuran perusahaan dan audit delay pada perusahaan manufaktur. Berbeda halnya dengan penelitain yang dilakukan Lestari (2010) dan Setyotini (2008) yang menunjukkan jika ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan costumer good dan perusahaan publik. Berbedaan hasil tersebut memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian serupa pada setiap jenis perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal (SPI) perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.
- Profitabilitas
Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, aset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio profitabilitas dapat mengetahui sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Profitabilitas merupakan suatu prosentase yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: 118), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.
Salah satu ukura profitabilitas adalah profit margin yaitu menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat penjualan. Dapat dihitung dengan rumus:
"Profit margin =" "Laba bersih" /"Penjualan" " x 100%"
Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas yang rendah akan membawa reaksi negatif terhadap pasar. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya. Penelitian Lestari (2010) menunjukan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Alasan yang mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun.
- Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.
Menurut Hanafi dan Halim (2003: 81) rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Salah satu ukuran solvabilitas adalah total debt to assets ratio. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara total debt to assets ratio adalah: pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan akan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar bahwa perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi. Dengan demikian, auditor akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat untuk dipublikasikan (Prabandari dan Rustiana, 2007) dalam Yuliyanti (2011).
Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit delay
Ukuran perusahaan juga merupakan salah satu fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan tahunan. Menurut Dewi (2013: 29), bahwa perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih banyak guna mendukung proses penyampaian laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan adanya sumber daya yang besar dan komponen-komponen pendukung lainnya, perusahaan besar cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
Dyer dan McHugh (1975) dalam Dewi (2013) juga menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan laporan keuangan disebabkan karena perusahaan besar diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan agen regulator. Selain perusahaan besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar audit fees, sehingga perusahaan besar cenderung memiliki audit delay dan timeliness yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Sa’adah (2013) menyatakan total asset sebagai proksi ukuran perusahaan menunjukkan bahwa audit delay mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan ukuran perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal (SPI) yang lebih kuat yang akan mengurangi kecendrungan kesalahan pelaporan keuangan yang mungkin terjadi dan meyakinkan auditor untuk mengendalikan pengendalian yang lebih luas dan untuk melakukan pekerjaan internal.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif yang disusun sebagai berikut:
H1: diduga ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit delay
Hilmi dan Ali (2008) dalam Dewi (2013) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka semakin tinggi tingkat efisiensi dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Begitu pula jika perusahaan memiliki profitabilitas rendah maka perusahaan cenderung akan melaporkan laporan keuangannya tidak tepat waktu.
Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2010) menunjukkan jika profitabilitas merupakan faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi audit delay. Ditengarai perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung ingin segera mempublikasikan laporan keuangannya, sebab hal tersebut merupakan good news yang akan meningkatkan nilai perusahaan di mata pihak-pihak berkepentingan. Sementara pada tingkat profitabilitas rendah cenderung terjadi kemunduran publikasi laporan keuangan.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif yang disusun sebagai berikut:
H2: diduga profitabilitas perusahaan mempengaruhi audit delay.
Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit delay
Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutang jangka panjangnya. Tingginya rasio solvabilitas mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga atau perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Menurut Ukago (2005) dalam Lestari (2010) kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk.
Carslaw dan Kaplan (1991) serta Wirakusuma (2004) dalam Lestari (2010) menemukan adanya hubungan positif antara solvabilitas (rasio total hutang terhadap total aset) dengan audit delay perusahaan. Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), makin tingginya solvabilitas berarti ada permasalahan going concern yang memerlukan audit lebih teliti.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif yang disusun sebagai berikut:
H3: diduga solvabilitas perusahaan mempengaruhi audit delay.
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2008: 5). Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis. Untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan longitudinal survey melalui dokumentasi yaitu penelitian survei yang mencari informasi pada beberapa waktu tertentu untuk mengetahui dan mengkaji terjadinya perubahan dalam periode waktu tertentu dengan dokumentasi.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Sedangkan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti.
Adapun perusahaan yang akan menjadi sampel penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Perusahaan pertambangan yang sudah terdaftar di BEI selama periode 2010 sampai dengan 2012.
- Perusahaan pertambangan yang telah menerbitkan laporan keuangan yang disertai laporan auditor independen periode 2010 sampai dengan 2012.
- Memiliki akun-akun yang dibutuhkan oleh variabel independen yaitu total asset, total hutang, penjualan dan laba bersih setelah pajak.
D. Variabel dan Definisi Operasional
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Variabel dependen. Dalam penelitian ini akan menggunakan variabel dependen audit delay. Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari. Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan periode 2010 dengan tanggal tutup buku 31 Desember 2010 mempunyai laporan auditor dengan tanggal 23 Maret 2010. Dengan demikian audit delay pada perusahaan tersebut sebesar 82 hari.
- Variabel Independen
- Ukuran perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan atau klien yang tercantum pada laporan keuangan akhir periode yang telah diaudit.
- Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.
- Perhitungan solvabilitas dengan rasio total debt to total asset (TDTA) yaitu mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk membayar hutangnya.
E. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan auditor independen masing-masing perusahaan pertambangan periode 2010-2012. Sumber data tersebut adalah website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat dan menggunakan laporan-laporan serta catatan yang ada di perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dokumentasi laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis dan memerlukan beberapa alat analisis. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Statistik Deskriptif
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh untuk masing-masing variabel penelitian tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi). Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak untuk digunakan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2011: 29) multivariate normality merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linier variabel berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah: jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dan sebaliknya.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat angka value Inflastion Factor (VIF) dan batas tolerance value. Menurut Ghozali (2005: 91) dasar pengambilan keputusannya adalah: Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0.10, maka tejadi korelasi antar variabel bebas dengan variable bebas lainnya. Dan sebaliknya.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini heterokedastisitas dilakukan dengan grafik scatterplot dan uji glejser.
Pengambilan keputusan pada uji grafik scatterplot yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Dan sebaliknya. Sedangkan pada uji glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel independen dari model regresi dengan nilai mutlak residualnya. Apabila tidak terdapat hasil yang signifikan dari variabel independennya lebih dari 0,05 maka model regresi bebas dari heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yaitu mengidentifikasi adanya hubungan antara kesalahan pengganggu yang terjadi antar periode dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Di dalamnya dimuat dua nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas). Jika dU < dW < 4- dL, maka tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif di dalam model persamaan regresi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2008: 277) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagi faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan) nialinya. Model umum regresi yang dibentuk adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Audit delay
a = Konstanta
b1 - b6 = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Solvabilitas
e = Kesalahan / error
Uji Hipotesis
Koefisien Detrminasi
Menurut Nugroho (2005: 35) tujuan peneliti melakukan uji korelasi adalah untuk menguji hubungan untuk menghubungkan 2 variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dimana semakin tinggi nilai R2 suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik.
Uji F
Uji F (uji anova) dilakukan untuk meneliti apakah model persamaan regresi yang digunakan adalah linear, dimana data observasi tepat berada disekitar garis regresi tersebut maka perlu dilakukan significant test. Model regresi dianggap baik, jika tingkat signifikansi nilai F (anova): Jika statistik Fhitung < statistik Ftabel, maka H0 diterima (H1 ditolak). Jika statistik Fhitung > statistik Ftabel, maka H0 ditolak (H1 diterima).
Uji t
Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari satu variabel secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan pengujian signifikansi. Uji dilakukan pada dua sisi dengan tingkat signifikan α = 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah: jika statistik thitung < statistik ttabel atau sig < 0,05 maka H0 ditolak (H1 diterima). Dan sebaliknya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Keseluruhan data yang terkumpul sebanyak 32 perusahaan pertambangan. Proses pemilihan sampel bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1
Tabel Prosedur Pengambilan Sampel
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
perusahaan
|
a.
|
Perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012
|
40
|
b.
|
Perusahaan
yang tidak terdaftar secara konstan tahun 2010, 2011, dan 2012
|
6
|
c.
|
Perusahaan yang tidak memiliki variabel profitabilitas (profit margin)
|
2
|
Jumlah sampel
|
32
|
Tabel 2
Perusahaan yang Telat Melaporkan Laporan Keuangannya
Tahun
2010
|
§ PT ATPK
Resources Tbk
§ PT Ratu Prabu Energi Tbk
|
Tahun
2011
|
§ PT Apexindo Pratama Duta Tbk
§ PT Golden Eagle Energy Tbk
§ PT J Resources Asia Pasifik Tbk
|
Tahun
2012
|
§ PT Berau
Coal Energy Tbk
§ PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
§ PT Energi Mega Persada Tbk
§ PT Vale Indonesia Tbk
|
Data Penelitian
Berdasarkan data analisis diketahui bahwa:
- Rata-rata total aset perusahaan sampel adalah Rp 12.944.144.533.327.
- Rata-rata laba bersih setelah pajak pada perusahaan sampel adalah sebesar Rp 1.090.963.105.485.
- Rata-rata penjualan didapatkan hasil sebesar Rp 7.949.644.308.879.
- Rata-rata total hutang didapatkan rata-rata sebesar Rp 6.506.860.351.828.
Analisis Data
Tabel 3
Statistik Deskriptif Variabel Independen
Min
|
Max
|
Mean
|
|
Y
|
33
|
189
|
82,77
|
X1
|
8,048
|
14,667
|
12,15035
|
X2
|
-1,224
|
1,189
|
,07176
|
X3
|
,071
|
2,998
|
,57048
|
Kondisi ini mencerminkan bahwa secara umum perusahaan sampel mentaati peraturan dari Bapepam yaitu penyampaian laporan keuangan dan laporan audit independen selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal tutup buku.
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang dilihat dari nilai total aset cukup tinggi karena hampir mendekati nilai tertinggi, profitabilitas dengan nilai negatif menunjukkan jika perusahaan tidak memiliki kemampuan menghasilkan laba pada periode tertentu, kemampuan perusahaan sampel untuk membayar hutang-hutang perusahaan adalah relatif baik karena memiliki nilai rata-rata cukup tinggi.
Uji asumsi klasik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
Gambar 1
Grafik Normal P_P Plot of Regression Standardized Residual
Berdasarkan hasil diagram P-P Plot diketahui bahwa titik-titik berada pada garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian yang diambil dari populasi yang terdistribusi secara normal.
Tabel 4
Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
|
||
N
|
96
|
|
Normal Parametersa,b
|
Mean
|
,0000000
|
Std. Deviation
|
,21594505
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
,108
|
Positive
|
,108
|
|
Negative
|
-,077
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1,058
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
,213
|
Menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal sehingga model penelitian dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan taraf signifikansi sebesar 0,213 yang berada di atas tingkat signifikansi 0,05.
Tabel 5
Nilai Tolerance dan VIF
No.
|
Variabel
|
Collinearity Statistics
|
|
Tolerance
|
VIF
|
||
1.
|
Ukuran perusahaan
|
0,975
|
1.026
|
2.
|
Profitabilitas
|
0,927
|
1,079
|
3.
|
Solvabilitas
|
0,906
|
1,104
|
Dapat disimpulkan jika tidak terdapat gejala multikolinearitas pada model dalam penelitian ini. Karena Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai VIF berada di bawah 10 dan nilai tolerance berada di atas 0,10.
Gambar 2
Grafik Scatterplot
Diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik pada grafik relatif menyebar secara merata di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Tabel 6
Uji Glejser
Model
|
Sig.
|
||
1
|
(Constant)
|
,009
|
|
Ukuranperusahaan
|
,066
|
||
Profitabilitas
|
,120
|
||
Solvabilitas
|
,518
|
Diketahui jika nilai signifikan dari ketiga variabel independen (Dependent Variable: Abs_Res) lebih dari 0,05 yang artinya model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Tabel 7
Hasil Uji Durbin-Watson
Model
|
Change
Statistics
|
Durbin-Watson
|
||||
R
Square Change
|
F
Change
|
df1
|
df2
|
Sig. F
Change
|
||
1
|
,084
|
2,801
|
3
|
92
|
,044
|
1,898
|
Didapatkan nilai dwhitung sebesar 1,898 yang akan dibandingkan dengan nilai dL dan du dengan dwtabel menggunakan derajat kepercayaan 0,05.
Tabel 8
Tabel Durbin-Watson
n
|
K = 3
|
|
dL
|
dU
|
|
90
|
1,589
|
1,726
|
95
|
1,602
|
1,732
|
Dari angka Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan jika tidak terjadi autokorelasi karena itu dwhitung sebesar 1,898 lebih besar dari atas nilai dL dan dU, maka dapat disimpulkan bahwa: 1,726 s.d. 1,732 < 1,898 < 4 – (1,726 s.d. 1,732), jadi: dU < dw < 4-dU
Tabel 9
Hasil Analisis Regresi
Model Unstandardized Coefficients
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
||
B
|
Std. Error
|
||
1
|
(Constant)
|
3,713
|
,517
|
Ukuranperusahaan
|
,109
|
,240
|
|
Profitabilitas
|
,026
|
,023
|
|
Solvabilitas
|
,141
|
,049
|
Berdasarkan tabel 4.11 didapat persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai berikut:
Y = á + â1 X1 + â2 X2 + â3 X3 + e
Y = 3,713 + 0,109X1 + 0,026X2 + 0,141X3
Nilai a merupakan konstanta yang mencerminkan jika semua variabel independen memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel dependen (beta) sebesar 3,713.
Nilai koefisien regresi 0,109, 0,026 dan 0,141 (X1,2,3) pada variabel independen terhadap hubungan positif dengan audit delay. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari variabel independen akan menyebabkan kenaikan audit delay yang diterima sebesar nilai koefisiensinya.
Tabel 10
Uji Koefisien Determinasi
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
|
1
|
,289a
|
,084
|
,054
|
,21944
|
Berdasarkan tabel 10 diperoleh nilai sebesar 0,054 yang berarti perubahan variabel audit delay dijelaskan oleh perubahan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas sebesar 5,4 persen.
Tabel 11
Uji Anova
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
,405
|
3
|
,135
|
2,801
|
,044b
|
Residual
|
4,430
|
92
|
,048
|
|||
Total
|
4,835
|
95
|
Diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,801 dengan nilai signifikansi 0,044 atau Fhitung lebih besar daripada Ftabel yaitu 2,801 > 2,70 dan tingkat signifikansi kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay.
Tabel 12
Uji t
Model
|
t
|
Sig.
|
||
1
|
(Constant)
|
7,182
|
,000
|
|
Ukuranperusahaan
|
,455
|
,651
|
||
Profitabilitas
|
1,137
|
,258
|
||
Solvabilitas
|
2,875
|
,005
|
Dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
- Pada output tabel 12 menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0,651 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Signifikansi untuk variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0,258 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
- Sedangkan variabel solvabilitas memiliki thitung sebesar 2,875 dan ttabel dengan df = n – 1 = 96 – 1 = 95 sebesar 1,66105 dan. Dapat disimpulkan jika thitung (2,875) > ttabel (1,66105) dengan drajad signifikansi kurang dari 0,05 artinya solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Hipotesis 3 diterima karena didukung data dan tidak sesuai dengan ekspetasi penelitian. Temuan ini mengindikasikan bahwa solvabilitas mempengaruhi audit delay secara signifikan.
Pembahasan
Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) yang menyatakan dugaan ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay ditolak, artinya variabel ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan jika kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyampaian laporan audit atas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sa’adah (2013) dan Yuliyanti (2011) yang masing-masing dilakukan di perusahaan manufaktur. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010) di perusahaan costumer goods dan hasil penelitian milik Setyorini (2008) yang dilakukan di perusahaan manufaktur dan non manufaktur.
Perbedaan hasil penelitian tersebut dipengaruhi oleh jenis perusahaan yang dipilih. Setiap jenis perusahaan memiliki perlakuan pencatatan laporan keuangan yang berbeda, sehingga sistem pengendalian internal (SPI) yang dimilikipun akan berbeda-beda pula. Selain itu perusahaan sampel merupakan perusahaan terdaftar di BEI yang diawasi investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Perusahaan dengan asset besar maupun kecil mempunyai kemungkinan yang sama dalam menghadapi tekanan atas penyampaian laporan keuangan. Selain itu auditor menganggap bahwa dalam proses pengauditan berapapun jumlah aset yang dimiliki tiap-tiap perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama, sesuai dengan prosedur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 2
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) yang menyatakan dugaan profitabilitas mempengaruhi audit delay ditolak, artinya variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010) pada perusahaan costumer goods yang menyakatan jika tingkat profitabilitas yang tinggi meripakan good news bagi pihak berkepentingan sehingga akan memicu publikasi laporan keuangan lebih cepat. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliyanti (2011) pada perusahaan manufaktur.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan penjualan yang dimiliki ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Hal ini diindikasikan karena banyak perusahaan yang mengalami kenaikan profit namun kenaikan itu tidak begitu besar, apalagi ada yang mengalami kerugian. Selain itu mungkin tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan tidak begitu besar sehingga tidak memacu perusahaan untuk mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit lebih cepat.
Selain itu sesuai dengan kualitas standar pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki kemampuan menghasilkan laba tinggi atau perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan laba rendah tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan laba bersih dan penjualan yang merupakan pos penting bagi pihak ekstrenal.
Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 3
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan dugaan solvabilitas mempengaruhi audit delay diterima, artinya variabel solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Variabel solvabilitas menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap audit delay, sehingga variabel solvabilitas dapat dijadikan indikator dalam memprediksi audit delay.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliyanti (2012) pada perusahaan manufaktur yang menyakatan rasio solvabilitas yang tinggi mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit. Tetapi penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lestari (2010). Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk.
Rasio solvabilitas yang tinggi mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit. Kemungkinan lain adalah kurang ketatnya aturan-aturan dalam perjanjian utang di Indonesia untuk mengharuskan penyajian laporan keuangan auditan perusahaan secara tepat waktu. Hal ini memungkinkan audit delay dapat dipengaruhi oleh tingkat hutang perusahaan dan tingkat kemampuan pemenuhannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan periode 2010-2012 yang mencakup 32 sampel perusahaan pertambangan.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, dimana analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik dilakukan sebelum uji hipotesis dan diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, rata-rata audit delay perusahaan sampel di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 adalah 82,77 hari. Kedua, model penelitian dinyatakan lolos uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Ketiga, hasil pengujian secara simultan memperlihatkan bahwa seluruh variabel independen secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi audit delay adalah solvabilitas dengan tingkat signifikansi variabel sebesar 0,005.
Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Pertama, penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen saja yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas untuk menguji audit delay. Sedangkan faktor-faktor lain yang mungkin memiliki berpengaruh terhadap audit delay seperti faktor luas audit yang dilakukan dan faktor lamanya perusahaan menjadi klien KAP tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang meliputi audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas. Sedangkan data sekunder yang meliputi luas audit yang dilakukan tidak dimasukkan. Ketiga, objek yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan jenis perusahaan lain seperti manufaktur, perbankan, consumer goods, dan lainnya belum dimasukkan. Keempat, periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya tahun 2010-2012. Dengan menambah periode penelitian pada penelitain selanjutkan kemungkinan akan membuat penelitian lebih akurat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang relevan sebagai acuan untuk melakukan penelitian-penelitian baru mengenai audit delay dengan memperbaiki keterbatasan yang ada guna memperoleh penjelasan lebih baik mengenai fenomena tersebut.
Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai rata-rata audit delay perusahaan publik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga para auditor dapat mengendalikan faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi lamanya audit delay. Auditor disarankan untuk merencanakan pekerjaan lapangan dengan baik agar proses audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga audt delay dapat ditekan seminimal mungkin dan laporan keuangan dapat dipublikasikan tepat waktu.
Bagi perusahaan pertambangan, diharapkan dapat bekerja sama dengan auditor dengan memberikan keleluasaan kepada auditor untuk menyelesaiakan pekerjaanya. Perusahaan diharapkan membantu proses audit dengan memberikan data dan infomasi yang dibutuhkan oleh auditor secara benar dan akurat sehingga dapat membantu kinerja auditor dalam pemeriksaan. Dengan adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan auditor diharapkan akan mempercepat proses audit sehingga dapat menekan audit delay seminimal mungkin.